Inilah Pengertian Atribusi Sosial, Teori, Jenis, dan Contohnya
Atribusi adalah penilaian seseorang tentang alasan suatu peristiwa dan perilaku orang lain terhadap dirinya dan lingkungan sosialnya seperti yang dipersepsikan melalui fungsinya. Atribusi yang benar dibuat oleh orang-orang untuk memahami pengalaman mereka.
Akibatnya, dalam skenario ini, atribusi memiliki dampak signifikan pada bagaimana individu lain berinteraksi satu sama lain.
Mengenali Atribusi Sosial
Proses menentukan alasan peristiwa atau perilaku dikenal sebagai atribusi sosial. Dalam kehidupan nyata, kita semua melakukan atribusi setiap hari, seringkali tanpa menyadari proses dan bias mendasar yang mengarah pada penilaian kita.
Menurut Para Ahli, Memahami Atribusi Sosial
Memahami atribusi sosial, oleh Baron (2004), bertujuan untuk memahami penyebab perilaku orang lain dan, dalam situasi tertentu, penyebab perilaku sendiri.
Menurut Dayakisni (2006), atribusi sosial adalah prosedur yang dilakukan untuk menemukan jawaban atau pertanyaan mengapa atau mengapa orang lain atau diri sendiri berperilaku.
Sarwono (2009), Definisi atribusi sosial adalah analisis kausal, yaitu pemahaman tentang mengapa suatu fenomena menunjukkan gejala tertentu.
Teori Atribusi Sosial
Psikologi Berdasarkan Akal Sehat
Fritz Heider mencoba menyelidiki sifat interaksi interpersonal dalam bukunya The Psychology of Interpersonal Relations (1958), dan menganut gagasan "akal sehat" atau "psikologi naif." Menurut gagasannya, individu mengamati, mengevaluasi, dan menjelaskan perilaku seseorang dengan menggunakan alasan atau penjelasan tertentu.
Meskipun manusia memiliki banyak alasan untuk tindakan tertentu, Heider membagi penjelasan menjadi dua kategori: atribusi internal (pribadi) dan atribusi eksternal (situasi). Alasan perilaku seseorang terkait dengan ciri-ciri individu seperti kemampuan, kepribadian, suasana hati, usaha, sikap, atau disposisi ketika atribusi internal dibuat.
Inferensi dari Koresponden Jones dan Davis
Menurut Jones dan Davis (1965), individu memberikan perhatian khusus pada tindakan yang disengaja (sebagai lawan dari perilaku yang tidak disengaja atau tidak terpikirkan). Teori Jones dan Davis menjelaskan bagaimana kita membuat atribusi internal.
Mereka mengklaim bahwa ketika kita mengamati korelasi antara motif dan perilaku, kita cenderung melakukan hal itu dengan tepat. Pertimbangkan korelasi antara seseorang yang bersikap baik dan menjadi orang yang ramah.
Atribusi disposisional (internal) memberi kita pengetahuan yang memungkinkan kita meramalkan perilaku masa depan seseorang. Teori inferensi korespondensi membahas keadaan yang mengarah pada pembentukan kualitas disposisional untuk perilaku yang kita anggap memiliki tujuan.
Model Kovarians Kelley
Teori atribusi yang paling terkenal adalah model kovarians Kelley (1967). Dia merancang paradigma logis untuk menentukan apakah perilaku tertentu harus dikaitkan dengan sifat kepribadian (disposisi) atau lingkungan (situasi).
Kata kovariasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengenali kovariasi dari efek yang dapat diamati dan penyebabnya berdasarkan informasi dari beberapa pengamatan yang dilakukan pada waktu yang berbeda dan dalam pengaturan yang berbeda. Menurut Kelley, tiga faktor harus dievaluasi untuk menentukan apakah suatu perilaku memiliki atribusi internal (disposisional) atau eksternal (situasi).
Model dalam Tiga Dimensi
Menurut Bernard Weiner, manusia memiliki respons emosional awal terhadap implikasi prospektif dari tujuan intrinsik atau ekstrinsik aktor, yang berdampak pada perilaku di masa depan.
Artinya, pandangan atau atribusi seseorang tentang mengapa mereka berhasil atau gagal dalam suatu kegiatan memengaruhi seberapa banyak upaya yang akan dilakukan orang itu dalam tindakan di masa depan. Weiner mengusulkan agar orang melakukan pencarian atribusi dan secara kognitif mengevaluasi aktivitas kasual yang mereka amati.
Ketika atribusi menghasilkan pengaruh yang baik dan harapan yang tinggi akan kesuksesan di masa depan, atribusi tersebut harus mengarah pada kesiapan yang lebih kuat untuk menyelesaikan tugas pencapaian yang sebanding di masa depan daripada ketika atribusi menghasilkan pengaruh negatif dan harapan yang rendah akan kesuksesan di masa depan.
Jenis Atribusi Sosial
Eksternal vs. Internal
Menurut teori atribusi, atribusi yang dibuat orang tentang peristiwa dan tindakan dapat diklasifikasikan sebagai internal atau eksternal. Orang menyimpulkan bahwa suatu peristiwa atau perilaku seseorang disebabkan oleh variabel pribadi seperti sifat, bakat, atau perasaan ketika mereka menggunakan atribusi internal, atau disposisional.
Orang menyimpulkan bahwa perilaku seseorang disebabkan oleh elemen eksternal, atau situasional, dalam atribusi eksternal.
Tidak stabil vs. Stabil
Para peneliti juga membedakan antara atribusi stabil dan tidak stabil. Ketika orang membentuk atribusi yang stabil, mereka sampai pada kesimpulan bahwa suatu peristiwa atau tindakan dihasilkan oleh variabel yang konstan dan tidak berubah.
Mereka menyimpulkan bahwa suatu peristiwa atau tindakan disebabkan oleh variabel sementara yang tidak stabil ketika mereka membuat atribusi yang tidak stabil.
Contoh Atribusi Sosial
Atribusi, baik internal maupun eksternal
Ketika perusahaan teman gagal, kita mungkin menyalahkannya pada kurangnya keterampilan bisnis (internal, masalah manusia) atau tren ekonomi yang buruk di negara tersebut (eksternal, penjelasan situasional).
Contoh lain: ketika kita mendapat nilai tinggi dalam ujian, kita mungkin percaya bahwa "Saya mendapat nilai bagus karena saya pintar" atau "Saya mendapat nilai bagus karena saya meneliti dan mempersiapkan diri" (faktor internal).
Atribusi (Stabil dan Tidak Stabil)
Makalah sosiologi Lee mendapat nilai D. Dia membuat atribusi yang stabil jika dia menganggap nilainya berasal dari fakta bahwa dia selalu bernasib buruk. Dia menciptakan atribusi yang tidak stabil jika dia menyalahkan kelas pada fakta bahwa dia tidak punya banyak waktu untuk belajar minggu itu.